“Dad became legend during Bakumutsu. The Dad I know is not even a swordsman.” – Kenji Himura, son of Kenshin Himura, in “Seisouhen” OVA.
Siapa yang tidak kenal Kenshin Himura. Mendengar namanya saja langsung terbayang sosok ahli pedang dengan rambut merah panjang dan luka ‘X’ di pipi kiri. Kudos untuk Nobuhiro Watsuki, sang pengarang, yang menciptakan karakter Kenshin. Awal dari ide coba-coba, tetapi akhirnya menjadi legenda di dunia manga (komik) Jepang. Manga nya cukup populer di akhir tahun 90an dan sekarang booming lagi karena film live action nya yang banyak mendapat pujian.
Kenshin bukan karakter pertama cerita fiksi yang “tobat” dari kesalahannya. Tahun 90an ada Xena, sang warrior princess, yang juga dari dunia hitam dan kemudian membela kebenaran.
Kisah hidup Kenshin di manganya memang baru terbuka di saat Jinchu Arc, sekitar volume 20an. Sedangkan di versi animasi, kisah awal Kenshin tergambar di OVA pertamanya “Trust and Betrayal”. Dikisahkan bagaimana dia bisa bertemu dengan sensei-nya, Hiko, sampai akhirnya belajar Hiten Mitsurugi Ryu. Itupun tidak sampai khatam karena dengan idealismenya, Kenshin memilih meninggalkan sang sensei di usia 14 tahun. Jika saja dia memilih kelompok yang benar, mungkin dia tidak perlu menjadi seorang ‘hitokiri’. Tapi, mungkin jalan hidup ini juga yang harus dia tempuh untuk belajar mengenal cinta dan akhirnya memilih bertobat. And no, it’s not Kaoru. Wanita pertama yang singgah di hati Kenshin adalah Tomoe Yukishiro.
Kematian Tomoe inilah yang jadi penyulut Jinchu Arc. Di OVA ini juga diceritakan bagaimana Kenshin mendapatkan luka silang di pipinya itu. Dan versi OVA ini bisa dibilang lebih ‘berani’ dibanding anime dan manganya. Well, they are married anyway…you know what I mean *wink*
Setelah memutuskan bertobat, Kenshin memilih berkelana dan akhirnya setelah 10 tahun, ia tiba di Tokyo. Bagian hidupnya sebagai rurouni (pengembara) inilah yang menjadi bagian awal manganya dan juga diadaptasi ke dalam animenya (yang judulnya menjadi Samurai X) yang cukup sukses diputer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Inget banget deh tuh stasiun tipinya yang depannya S hehe…
Saat inilah ia bertemu dengan Kaoru Kamiya, yang memberinya semangat dan merasa bisa diterima despite of the wrongs he did in the past.
Dan tidak seperti tipe hero Hollywood yang memilih menghindar agar sang pujaan hati tidak terluka (yeah…klise), Kenshin tidak seperti itu. Ia menyambut uluran tangan Kaoru, walapun sang gadis berkali-kali terjebak dalam bahaya karena dirinya.
Di versi anime, hampir semua lawannya Kenshin mengambil dari manganya. Beberapa dari lawan akhirnya menjadi kawan setia dan ada juga yang tetap di grey area, seperti Hajime Saito. Yang menarik adalah Hajime Saito memang ada di sejarah aslinya.
Versi anime berakhir dengan kekalahan Makoto Shisio, salah satu lawan terberat Kenshin. Episode akhir memperlihatkan Kenshin yang mengajak Kaoru bertamasya dan akhirnya memutuskan untuk tidak berkelana lagi.
Happy ending di anime, tidak berlaku di manga. Di versi manga, muncul satu lawan lagi yang menurut saya lebih berat dari Shisio. Dia adalah Enishi Yukishiro, adik dari Tomoe Yukishiro. Ring a bell? Inilah saat-saat terberat dan terkelam bagi Kenshin dan juga membaca komiknya pas bagian ini banyak nyess nya. Sayangnya, Enishi hanya muncul di versi manga. Di versi filmnya yang sudah jadi trilogi pun Enishi tidak muncul. Menurut saya, kalau difilmkan memang pasti akan darker, tapi bisa memberi gambaran bagaimana perasaan Kenshin terhadap Kaoru ataupun Tomoe. But, everything is okay in the end. Di versi manganya diperlihatkan kalau Kenshin sudah menikahi Kaoru dan memiliki putra, Kenji Himura. Settle down gitu deh ceritanya…
Kisah Kenshin ditutup dengan OVA yang berjudul “Seisouhen”. Ini bisa dibilang merupakan rangkuman dari semua cerita Kenshin baik manga maupun anime. Kenji juga diceritakan sudah berumur 15 tahun dan memiliki talent yang lebih hebat dari sang ayah. Seperti OVA yang pertama, disini juga ada scene yang ‘wow’ haha… Helloooo…akhirnya bisa ada Kenji pasti ada prosesnya dong wkwkwk…
Sayangnya, ceritanya tidak happy ending. Bahkan sang pengarang sendiri tidak menyukai OVA ini. Nobuhiro lebih memilih versi yang ia buat, Kenshin happy dengan Kaoru dan putranya, Kenji.
Kisah cinta Kenshin dan Kaoru memang berliku. Bahkan seingat saya, mereka berdua tidak pernah bilang cinta atau sayang. Ekspresi perhatian mereka lebih kepada kata-kata yang lain. Beberapa bagian di manga yang memperlihatkan betapa pentingnya Kaoru bagi Kenshin adalah saat ia melawan Shisio dan Enishi. Di saat genting melawan Shisio, Kenshin berucap dia tidak boleh kalah karena ada seseorang yang menunggunya pulang (mudah-mudahan ini ada di film ketiganya). Dan saat berhadapan dengan Enishi, ketika Kaoru sudah tiada (sort of…), Kenshin langsung down. Yang ia ucapkan pada saat itu lebih powerful dari sekedar kata-kata ‘I Love You’. Sambil terduduk dengan pedang disampingnya, Kenshin berujar, “Untuk apa Hiten Mitsurugi. Apa artinya Kenshin Himura. Kalau aku tidak bisa melindungi orang yang paling kusayangi lagi….Nona Kaoru…Kaoru…” Mudah-mudahan bisa dibikin filmnya *ngarep*
Anyway, apapun versinya, yang pasti moral cerita dari sang ahli pedang ini adalah you still can change your fate. Berbuat kesalahan pasti ada, tinggal bagaimana kita bisa mengaku salah dan mempertanggungjawabkannya. Kenshin menganggap apa yang dia lakukan pada saat menjadi hitokiri adalah benar. Dan di saat jaman sudah berubah, ia tahu tidak bisa tetap berpegang teguh dengan keyakinannya. Ia pun mundur dan hanya menjadi seorang pengembara biasa dan tidak mau membunuh lagi. Keputusan ini juga yang akhirnya membawanya bertemu dengan Kaoru dan memberinya kesempatan merasakan kebahagiaan.
Seperti kata Kenji, sosok ayah yang ia kenal bukanlah seorang ahli pedang walaupun ia tahu sang ayah adalah legenda. Di masanya, Kenshin adalah legenda. Namun kemudian hanya menjadi seorang suami dan ayah.
