Ah, Doraemon….
Si robot kucing dari masa depan yang kartunnya sudah diputar sejak saya masih SD. Dan sekarang setelah umur udah kepala 3 pun kartunnya masih tayang di jam dan stasiun tivi yang sama. Dari sejak tivi belum ada yang flat, komputer disketnya masih bisa buat kipas-kipas, sampai sekarang jaman sudah iPad dan WiFi, semua orang pasti tahu Doraemon. Dan ketika ada kabar film animasi 3D nya akan keluar, semuanya ikut menantikannya.
Rumor yang beredar menyebutkan bahwa ini ada final dari kartun dan juga komiknya, tapi setelah saya tonton justru ini merupakan awal dari petualangan Doraemon dan Nobita hanya saja dengan balutan teknik 3D.
Menceritakan karakter yang bernama Sewashi yang datang dari abad 22 ke masa kini untuk mengubah nasibnya di masa depan. Misi Sewashi adalah bertemu dengan Nobita yang merupakan kakek buyutnya. Sewashi membawa serta robot berbentuk kucing yang misinya adalah membantu Nobita untuk menemukan kebahagiaan yang juga akan berpengaruh pada nasib para keturunannya di masa yang akan datang.
Dari sinilah cerita akhirnya bergulir. Beberapa alat Doraemon yang terkenal seperti baling-baling bambu atau pintu kemana saja juga ada di film ini. Yang membuat surprise adalah karakter Nobita yang tampak lebih dewasa dibanding versi kartunnya. Elemen dramanya secara mengejutkan juga sukses bikin saya mewek. Kayanya baru kali ini saya nonton Doraemon, tapi bisa nangis dan gak malu juga umur udah gak unyu lagi, tapi bisa dibikin nangis sama karakter kartun. Duh, I’m a human too…
Di tengah tontonan sinetron yang memprihatinkan dan acara-acara tivi yang semakin tidak jelas, film Doraemon ini recommended banget untuk anak-anak. Kalau sinetron menjagokan karakter yang suka bullying, Doraemon mengajarkan untuk tidak perlu takut dengan bullying. Adegan ini juga yang cukup menyentuh karena kita pertama kalinya melihat Nobita stands up on his own melawan bully nya Giant.
Untuk kita-kita, Doraemon ini bisa untuk nostalgia dan untuk anak-anak, banyak pesan moral yang didapat dari film ini. Setelah film selesai pun, kesannya masih kerasa.
